Khamis, 27 Februari 2025

Amalan dalam Puasa Ramadan Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis

Puasa Ramadan adalah ibadah yang diwajibkan bagi setiap Muslim yang baligh dan mampu. Selain menahan diri dari makan dan minum, ada banyak amalan yang dianjurkan untuk meningkatkan pahala selama bulan Ramadan.

1. Kewajiban dan Keutamaan Puasa Ramadan

a) Dalil Kewajiban Puasa Ramadan

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”(QS. Al-Baqarah: 183)

“Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu yang menyaksikan (bulan itu), maka berpuasalah…”(QS. Al-Baqarah: 185)

Rasulullah juga bersabda:

“Islam dibangun di atas lima perkara: bersyahadat bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadan, dan haji ke Baitullah.” (HR. Bukhari, 8; Muslim, 16)

2. Amalan Sunnah dalam Puasa Ramadan

a) Makan Sahur

Sahur sangat dianjurkan karena memberikan keberkahan.

“Makan sahurlah kalian, karena dalam sahur ada keberkahan.” (HR. Bukhari, 1923; Muslim, 1095)

“Sahur itu makanan yang penuh berkah, janganlah kalian tinggalkan walaupun hanya minum seteguk air.”

(HR. Ibnu Majah, 1692)

b) Menyegerakan Berbuka

Rasulullah menganjurkan agar tidak menunda berbuka setelah masuk waktu Maghrib.

“Manusia akan selalu dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari, 1957; Muslim, 1098)

c) Berbuka dengan Kurma atau Air

“Rasulullah biasa berbuka dengan beberapa butir ruthab (kurma basah) sebelum shalat. Jika tidak ada ruthab, beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Jika tidak ada, beliau meneguk beberapa teguk air.” (HR. Abu Dawud, 2356)

d) Memperbanyak Doa Saat Berbuka

Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa ada doa yang tidak tertolak saat berbuka.” (HR. Ibnu Majah, 1753)

Doa berbuka yang dianjurkan:

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakal, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka.”

(HR. Abu Dawud, 2358)

e) Menjaga Lisan dan Perbuatan

“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minumnya.”

(HR. Bukhari, 1903)

f) Memperbanyak Tilawah Al-Qur’an

Ramadan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an. Oleh karena itu, dianjurkan untuk memperbanyak membaca dan memahami Al-Qur’an.

“Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an…” (QS. Al-Baqarah: 185)

Diriwayatkan bahwa Jibril selalu bertadarus Al-Qur’an dengan Rasulullah setiap Ramadan.

(HR. Bukhari, 4998; Muslim, 2308)

g) Memperbanyak Sedekah

Rasulullah adalah orang yang paling dermawan, dan kedermawanannya semakin meningkat di bulan Ramadan.

“Rasulullah adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadan ketika Jibril menemuinya…” (HR. Bukhari, 6)

h) Solat Tarawih

Solat Tarawih adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan) yang dilakukan di malam Ramadan.

“Barang siapa yang mendirikan Solat (Tarawih) di bulan Ramadan dengan iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”(HR. Bukhari, 37; Muslim, 759)

i) I’tikaf di 10 Malam Terakhir

Rasulullah selalu beri’tikaf di masjid pada 10 malam terakhir Ramadan untuk mencari Lailatul Qadar.

“Nabi beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadan sampai beliau wafat.”

(HR. Bukhari, 2026; Muslim, 1171)

j) Mencari Lailatul Qadar

Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Allah SWT berfirman:

“Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan.”(QS. Al-Qadr: 3)

Rasulullah bersabda:

“Carilah Lailatul Qadar pada malam ganjil di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.”(HR. Bukhari, 2017; Muslim, 1169)

Doa yang dianjurkan dibaca pada malam Lailatul Qadar:

اللهم إنك عفو تحب العفو فاعف عني

“Ya Allah, Engkau Maha Pengampun, mencintai pengampunan, maka ampunilah aku.”

(HR. Tirmidzi, 3513)

3. Amalan di Akhir Ramadan

a) Membayar Zakat Fitrah

Zakat fitrah wajib dikeluarkan sebelum shalat Idulfitri untuk menyucikan orang yang berpuasa.

“Rasulullah mewajibkan zakat fitrah untuk mensucikan orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan kata-kata kotor serta untuk memberi makan kepada orang miskin.”

(HR. Abu Dawud, 1609)

b) Melaksanakan Shalat Idulfitri

Setelah Ramadan berakhir, umat Islam dianjurkan melaksanakan shalat Idulfitri sebagai tanda kemenangan.

“Nabi selalu keluar pada hari Idulfitri dan Iduladha menuju tempat shalat.”

(HR. Bukhari, 956; Muslim, 889)

Kesimpulan

Bulan Ramadan adalah waktu yang penuh berkah untuk meningkatkan ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Selain menunaikan puasa, umat Islam dianjurkan untuk:

Makan sahur dan menyegerakan berbuka

Memperbanyak doa, tilawah Al-Qur’an, dan sedekah

Menjaga lisan dan perbuatan dari hal yang sia-sia

Menunaikan Solat Tarawih dan mencari Lailatul Qadar

Beri’tikaf dan membayar zakat fitrah

Semoga Allah menerima ibadah puasa kita dan menjadikan kita hamba yang lebih bertakwa.


Isnin, 10 Februari 2025

SENYUMAN RASULULLAH SAW

 Dalam kitab Syamail Muhammadiyyah karya Imam At-Tirmidzi, terdapat beberapa riwayat yang menggambarkan senyuman Rasulullah saw . Berikut beberapa isi penting tentang senyuman beliau:

1. Senyuman Rasulullah saw Bersinar dan Menyenangkan

Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw tidak pernah tertawa berlebihan, tetapi lebih sering tersenyum. Senyumannya begitu indah sehingga disamakan dengan cahaya.

Dari Jabir bin Samurah radhiyallahu anhu, ia berkata:

Aku sering duduk bersama Rasulullah saw lebih dari seratus kali, dan para sahabat membaca syair di hadapannya serta mengenang sesuatu dari masa jahiliyah. Rasulullah saw hanya tersenyum. Senyuman beliau adalah yang paling indah.

(Sunan at-Tirmidzi, no. 3641)

2. Rasulullah saw Tersenyum Saat Menyampaikan Hikmah

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan:

Rasulullah saw adalah orang yang paling banyak tersenyum dan paling baik akhlaknya.

(Sunan at-Tirmidzi, no. 3641)

Beliau tersenyum sebagai bentuk kasih sayang dan kelembutan, bahkan ketika menegur atau menyampaikan sesuatu yang mendalam maknanya.

3. Senyuman sebagai Bentuk Kebahagiaan dan Rasa Syukur

Senyuman Rasulullah saw sering kali muncul ketika beliau mendengar kabar baik atau menyaksikan sesuatu yang membahagiakan.

Dalam hadits dari Kaab bin Malik radhiyallahu anhu tentang kisah taubatnya, ia berkata:

Ketika aku masuk menemui Rasulullah saw, wajah beliau berseri-seri dan beliau tersenyum kepadaku dengan senyuman yang indah.

(Sahih al-Bukhari, no. 4418)

4. Senyuman yang Tidak Berlebihan

Diriwayatkan oleh Abdullah bin al-Harits radhiyallahu anhu:

Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih banyak tersenyum dibanding Rasulullah saw 

(Sunan at-Tirmidzi, no. 3641)

Namun, meskipun sering tersenyum, Rasulullah saw tidak pernah tertawa terbahak-bahak. Tertawanya hanya sampai sebatas tampak giginya.

Kesimpulan

Senyuman Rasulullah saw adalah cerminan kelembutan, kasih sayang, dan kebahagiaan yang menenangkan hati orang-orang di sekitarnya. Beliau tersenyum untuk menunjukkan keramahan, menyampaikan hikmah, serta sebagai tanda kegembiraan dan rasa syukur kepada Allah.

Semoga kita boleh meneladani senyuman beliau sebagai bentuk akhlak mulia.


Isnin, 20 Januari 2025

FAEDAH MEMBACA DAN MENURUTI AL QURAN

Tafsir Ibn Kathir

An-Naml - 27:92


وَأَنۡ أَتۡلُوَاْ ٱلۡقُرۡءَانَۖ فَمَنِ ٱهۡتَدَىٰ فَإِنَّمَا يَهۡتَدِى لِنَفۡسِهِۦۖ وَمَن ضَلَّ فَقُلۡ إِنَّمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُنذِرِينَ


"Dan supaya aku sentiasa membaca Al-Quran". Oleh itu, sesiapa yang menurut petunjuk (Al-Quran dan beramal dengannya) maka faedah perbuatannya itu akan terpulang kepada dirinya sendiri, dan sesiapa yang sesat, maka katakanlah kepadanya: "Sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi amaran".


Firman Allah Swt.:


Dan supaya aku membacakan Al-Qur'an. (An Naml:92)


kepada manusia dalam rangka menyampaikannya kepada mereka, sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:


Demikianlah (kisah Isa), Kami membacakannya kepada kamu sebagian dari bukti-bukti (kerasulannya) dan (membacakan) Al-Quran yang penuh hikmah. (Ali Imran:58)


Dan firman Allah Swt.:


Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir’aun dengan benar. (Al Qashash:3), hingga akhir ayat.


Maksudnya, aku menyampaikan dan memperingatkan kepada kamu sekalian.


Maka barang siapa yang mendapat petunjuk, sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, dan barang siapa yang sesat, maka katakanlah, "Sesungguhnya aku (ini) tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan.” (An Naml:92)


Yakni aku mempunyai suri teladan dari rasul-rasul terdahulu yang memberi­kan peringatan kepada kaumnya masing-masing dan menunaikan risalah Tuhannya kepada mereka, serta bersikap ikhlas dalam melayani mereka, sedangkan perhitungan umat mereka masing-masing berada di tangan Allah Swt. 


Semakna dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya:


karena sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja, sedangkan Kamilah yang menghisab amalan mereka. (Ar'-Ra'd: 40)


Dan firman Allah Swt.:


Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah Pemelihara segala sesuatu. (Huud:12)

Amalan dalam Puasa Ramadan Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis

Puasa Ramadan adalah ibadah yang diwajibkan bagi setiap Muslim yang baligh dan mampu. Selain menahan diri dari makan dan minum, ada banyak a...