Fitnah syaitan begitu banyak, sulit bagi manusia untuk selamat dari fitnahnya. Syaitan ada bersama dengan setiap orang. Bahkan syaitan mengalir dalam tubuh manusia seperti aliran darah.
Dikutip dari buku Talbis Iblis karya Ibnul Jauzi dengan pentahqiq Syaikh Ali Hasan al-Halabi, dari isteri Nabi Muhammad ﷺ, dia berkata,
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُعْتَكِفًا فَأَتَيْتُهُ أَزُورُهُ لَيْلًا فَحَدَّثْتُهُ ثُمَّ قُمْتُ لِأَنْقَلِبَ فَقَامَ مَعِيَ لِيَقْلِبَنِي وَكَانَ مَسْكَنُهَا فِي دَارِ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ فَمَرَّ رَجُلَانِ مِنْ الْأَنْصَارِ فَلَمَّا رَأَيَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْرَعَا فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى رِسْلِكُمَا إِنَّهَا صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَيٍّ فَقَالَا سُبْحَانَ اللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنْ الْإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ وَإِنِّي خَشِيتُ أَنْ يَقْذِفَ فِي قُلُوبِكُمَا شَرًّا
"Rasulullah ﷺ sedang beri'tikaf. Suatu malam, aku datang menjenguk beliau. Aku berbincang-bincang dengan beliau, kemudian bangkit untuk kembali ke rumah. Beliau ikut bangkit untuk mengantarku pulang.-Rumah Shafiyah ini berada di komplek Usamah bin Zaid-. Kemudian, ada dua laki-laki Anshar melintas (di dekat situ). Pada saat keduanya melihat Rasulullah ﷺ, mereka pun mempercepat langkah.
Nabi ﷺ lalu bersabda: 'Perlahan-perlahanlah kalian, sesungguhnya wanita ini adalah Shafiyah binti Huyay'. Maka keduanya pun berkata: 'Subhanallah, wahai Rasulullah'. Beliau bersabda: 'Sesungguhnya syaitan mengalir pada anak Adam seperti aliran darah, dan aku khuatir ia menyusupkan prasangka buruk ke dalam hati kalian berdua'".
Al-Khathabi menjelaskan: "Dalam hadis ini terdapat anjuran agar seseorang berhati-hati dari setiap perkara negatif yang dapat memicu terlintasnya prasangka buruk dalam hati. Dan, hendaknya seseorang berusaha mencari keselamatan dari prasangka buruk orang lain tadi dengan menampakkan pembebasan diri dari persangkaan buruk yang dialamatkan kepadanya".
Berkenaan hal ini, diriwayatkan satu atsar dari asy-Syafi'i rahimahullah, dia berkata: "Nabi khuatir ada prasangka buruk yang menghinggapi dua Sahabat Anshar tersebut, hingga menyebabkan keduanya kufur. Nabi mengatakan perkataan tersebut kerana kasihan kepada mereka berdua, bukan kerana kasihan terhadap diri beliau sendiri".
Tiada ulasan:
Catat Ulasan