Siapa yang sembuhkan sakit? Panadol sembuhkan sakit kepala? Doktor sembuhkan sakit? Sering disebut, nasib baik ada panadol, hilang sakit kepala aku. Pegangan demikian boleh jejaskan iman. Hanya Allah penyembuh penyakit.
Konsep Allah sebagai penyembuh adalah berdasarkan kepada firman Allah SWT,
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ "Apabila aku (Nabi Ibrahim a.s.) sakit, Dialah (Allah) yang menyembuhkan aku" (Surah Asy-Syu'ara' 26: 80)
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu membacakan doa perlindungan kepada salah seorang (anggota) keluarga beliau (dengan) mengusapkan tangan kanan beliau dan beliau membaca (doa):
« اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَاسَ ، اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِى ، لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا »
“Ya Allah Rabb (pencipta dan pelindung) semua manusia,
hilangkanlah penyakit ini dan sembuhkanlah, Engkau adalah asy-Syaafi (Yang
Maha Penyembuh), tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan (dari)-Mu,
kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit (lain)”.
Menurut Ibnu Katsir, bahawa tiada suatu pun kekuatan yang mampu mengubati punca penyakit selain Allah kerana Allahlah yang telah menentukannya maka tentulah Dia yang mampu menyembuhkannya (Tafsir Ibnu Katsir, Juz10, hlm 351).
Hadis diriwayatkan daripada Jabir r.a. daripada Rasulullah SAW, Baginda bersabda,
Bagi setiap penyakit ada ubatnya. Oleh itu, ketika dikenakan ubat pada penyakit, maka ia sembuh dengan izin Allah Azzawajalla (Riwayat Muslim no. 2204).
Allah Ta’ala menjelaskan dua jenis penyembuhan dalam
al-Qur’an dan hadis-hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Pertama, penyembuhan penyakit
hati manusia, Allah Ta’ala berfirman,
“Hai manusia,
sesungguhnya telah datang kepadamu nasihat dari Rabbmu (al-Qur’an) dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit dalam dada (hati manusia), dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman” (QS Yunus:57).
Imam Ibnu Jarir ath-Thabari berkata, “Allah menjadikan al-Qur’an
bagi orang-orang yang beriman sebagai penyembuh, (dengan) mereka mengambil
pengubatan dari nasihat (yang terkandung dalam) al-Qur’an untuk
(menyembuhkan) penyakit-penyakit yang merasuk ke dalam dada (hati) mereka,
(juga penyakit yang seperti) bisikan dan godaan syaitan (yang akan merusak hati
dan keimanan manusia), maka Allah mencukupkan (nasihat) bagi orang-orang yang
beriman dengan penjelasan ayat-ayat-Nya sehingga mereka tidak perlu lagi kepada
nasihat yang lain.
Dalam ayat lain Allah Ta’ala berfirman,
“Dan Kami turunkan pada al-Qur’an suatu yang merupakan penyembuh
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur’an itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS al-Israa’: 82).
Imam Ibnu Katsir berkata, “maksud ‘al-Qur’an sebagai penyembuh dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman’: al-Qur’an akan menghilangkan
penyakit-penyakit yang ada di hati mereka, yang berupa keraguan
(ketidakyakinan), kemunafikan, kesyirikan, penyelewengan dan penyimpangan, maka
al-Qur’an akan menyembuhkan semua (penyakit) tersebut…”.
Akan tetapi perlu diingatkan di sini, bahwa fungsi al-Qur’an
sebagai petunjuk dari Allah Ta’ala untuk menyembuhkan penyakit hati, hanyalah
boleh diambil oleh orang-orang yang mengimani kebenaran al-Qur’an serta memahami
kandungan makna dan ertinya.
Imam Ibnul Qayyim berkata, “al-Qur’an adalah penyembuh yang
hakiki dari berbagai syubhat (kesalahpahaman dalam memahami
Islam) dan keragu-raguan (dalam keimanan), akan tetapi semua (manfaat
al-Qur’an) itu bergantung kepada (sejauh mana) kita memahami (kandungan) ertinya
dan mengetahui maksud (penafsiran yang benar) darinya”.
Kedua, yaitu penyembuhan pada
fizikal dan badan manusia.
Hadits riwayat Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu tentang
beberapa orang shahabat yang melakukan safar (perjalanan), lalu mereka singgah
di sebuah perkampungan Arab. Kemudian kepala suku perkampungan tersebut sakit
karena disengat binatang buas, dan salah seorang sahabat mengobatinya dengan
membaca surat al-Fatihah. Serta merta orang tersebut sembuh, lalu
mereka diberi hadiah beberapa ekor kambing.
Kemudian setelah pulang dari perjalanan tersebut, mereka menceritakan kejadian tersebut kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliaupun membenarkan perbuatan mereka seraya bersabda: “Dari mana kamu mengetahui bahawa surat al-Fatihah adalah ruqyah (doa/zikir untuk penyembuhan)?”, bahkan kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta bahagian dari hadiah kambing tersebut.
Kemudian setelah pulang dari perjalanan tersebut, mereka menceritakan kejadian tersebut kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliaupun membenarkan perbuatan mereka seraya bersabda: “Dari mana kamu mengetahui bahawa surat al-Fatihah adalah ruqyah (doa/zikir untuk penyembuhan)?”, bahkan kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta bahagian dari hadiah kambing tersebut.
Oleh itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
doa beliau yang terkenal, mengisyaratkan bahawa kebersihan hati dan kesucian
jiwa hanyalah semata-mata berasal dari Allah Ta’ala, iaitu doa beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam :
“Ya Allah, anugerahkanlah kepada jiwaku ketakwaannya, dan
sucikanlah jiwaku (dengan ketakwaan itu), Engkau-lah Sebaik-baik Yang
Mensucikannya, (dan) Engkau-lah Yang Menjaga serta Melindunginya”
Rujukan:
Abdullah Taslim. 2011. As Syaafi Yang Maha Penyembuh diakses dari https://muslim.or.id/6415-asy-syaafi-yang-maha-penyembuh.html#_ftn1
Mukhlas Asy-Syarkani al-Falahi. 2013. Allah Doktorku: Wahyu Ubat Penyakitku, Kuala Lumpur: Telaga Biru.
Mukhlas Asy-Syarkani al-Falahi. 2013. Allah Doktorku: Wahyu Ubat Penyakitku, Kuala Lumpur: Telaga Biru.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan