Jumaat, 13 Mei 2016

Sakit, Allah yang sembuhkan

Hidup tak dapat lari daripada sakit.  Allah Maha Kuasa sebab semua yang berlaku ada pasangannya.  Sihat pasangannya sakit.  Tak ada orang yang sihat selamanya.  Sakit pasti datang.  Tak kira orang kaya atau miskin, menteri atau rakyat biasa, bayi atau orang tua, orang kampung atau bandar besar, semuanya akan rasa sakit.

Siapa yang sembuhkan sakit?  Panadol sembuhkan sakit kepala? Doktor sembuhkan sakit?  Sering disebut, nasib baik ada panadol, hilang sakit kepala aku.  Pegangan demikian boleh jejaskan iman.  Hanya Allah penyembuh penyakit.

Konsep Allah sebagai penyembuh adalah berdasarkan kepada firman Allah SWT,
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ  "Apabila aku (Nabi Ibrahim a.s.) sakit,  Dialah (Allah) yang menyembuhkan aku" (Surah Asy-Syu'ara' 26:  80)


Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu membacakan doa perlindungan kepada salah seorang (anggota) keluarga beliau (dengan) mengusapkan tangan kanan beliau dan beliau membaca (doa):

« اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَاسَ ، اشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِى ، لاَ شِفَاءَ إِلاَّ شِفَاؤُكَ ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا »
Ya Allah Rabb (pencipta dan pelindung) semua manusia, hilangkanlah penyakit ini dan sembuhkanlah, Engkau adalah asy-Syaafi (Yang Maha Penyembuh), tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan (dari)-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit (lain)”.

Menurut Ibnu Katsir, bahawa tiada suatu pun kekuatan yang mampu mengubati punca penyakit selain Allah kerana Allahlah yang telah menentukannya maka tentulah Dia yang mampu menyembuhkannya (Tafsir Ibnu Katsir, Juz10, hlm 351).  

Hadis diriwayatkan daripada Jabir r.a. daripada Rasulullah SAW,  Baginda bersabda,
Bagi setiap penyakit ada ubatnya.  Oleh itu, ketika dikenakan ubat pada penyakit,  maka ia sembuh dengan izin Allah Azzawajalla (Riwayat Muslim no.  2204).


Allah Ta’ala menjelaskan dua jenis penyembuhan dalam al-Qur’an dan hadis-hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Pertama, penyembuhan penyakit hati manusia, Allah Ta’ala berfirman,

 “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu nasihat dari Rabbmu (al-Qur’an) dan penyembuh bagi penyakit-penyakit dalam dada (hati manusia), dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman” (QS Yunus:57).

Imam Ibnu Jarir ath-Thabari berkata, “Allah menjadikan al-Qur’an bagi orang-orang yang beriman sebagai penyembuh, (dengan) mereka mengambil pengubatan dari nasihat (yang terkandung dalam) al-Qur’an untuk (menyembuhkan) penyakit-penyakit yang merasuk ke dalam dada (hati) mereka, (juga penyakit yang seperti) bisikan dan godaan syaitan (yang akan merusak hati dan keimanan manusia), maka Allah mencukupkan (nasihat) bagi orang-orang yang beriman dengan penjelasan ayat-ayat-Nya sehingga mereka tidak perlu lagi kepada nasihat yang lain.

Dalam ayat lain Allah Ta’ala berfirman,

“Dan Kami turunkan pada al-Qur’an suatu yang merupakan penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian” (QS al-Israa’: 82).

Imam Ibnu Katsir berkata, “maksud ‘al-Qur’an sebagai penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman’: al-Qur’an akan menghilangkan penyakit-penyakit yang ada di hati mereka, yang berupa keraguan (ketidakyakinan), kemunafikan, kesyirikan, penyelewengan dan penyimpangan, maka al-Qur’an akan menyembuhkan semua (penyakit) tersebut…”.

Akan tetapi perlu diingatkan di sini, bahwa fungsi al-Qur’an sebagai petunjuk dari Allah Ta’ala untuk menyembuhkan penyakit hati, hanyalah boleh diambil oleh orang-orang yang mengimani kebenaran al-Qur’an serta memahami kandungan makna dan ertinya.

Imam Ibnul Qayyim berkata, “al-Qur’an adalah penyembuh yang hakiki  dari berbagai syubhat (kesalahpahaman dalam memahami Islam) dan keragu-raguan (dalam keimanan), akan tetapi semua (manfaat al-Qur’an) itu bergantung kepada (sejauh mana) kita memahami (kandungan) ertinya dan mengetahui maksud (penafsiran yang benar) darinya”.

Kedua, yaitu penyembuhan pada fizikal dan badan manusia.


Hadits riwayat Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu tentang beberapa orang shahabat yang melakukan safar (perjalanan), lalu mereka singgah di sebuah perkampungan Arab. Kemudian kepala suku perkampungan tersebut sakit karena disengat binatang buas, dan salah seorang sahabat mengobatinya dengan membaca surat al-Fatihah. Serta merta orang tersebut sembuh, lalu mereka diberi hadiah beberapa ekor kambing. 

Kemudian setelah pulang dari perjalanan tersebut, mereka menceritakan kejadian tersebut kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliaupun membenarkan perbuatan mereka seraya bersabda: “Dari mana kamu mengetahui bahawa surat al-Fatihah adalah ruqyah (doa/zikir untuk penyembuhan)?”, bahkan kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta bahagian dari hadiah kambing tersebut.

Oleh itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam doa beliau yang terkenal, mengisyaratkan bahawa kebersihan hati dan kesucian jiwa hanyalah semata-mata berasal dari Allah Ta’ala, iaitu doa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam :

“Ya Allah, anugerahkanlah kepada jiwaku ketakwaannya, dan sucikanlah jiwaku (dengan ketakwaan itu), Engkau-lah Sebaik-baik Yang Mensucikannya, (dan) Engkau-lah Yang Menjaga serta Melindunginya”

Rujukan:

Abdullah Taslim.  2011.  As Syaafi Yang Maha Penyembuh diakses dari https://muslim.or.id/6415-asy-syaafi-yang-maha-penyembuh.html#_ftn1

Mukhlas Asy-Syarkani al-Falahi. 2013. Allah Doktorku:  Wahyu Ubat Penyakitku, Kuala Lumpur:  Telaga Biru.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

BERBAKTI KEPADA IBU BAPA

Al-Isra' - 17:23 وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنًاۚ إِمَّا يَبۡلُغَنَّ عِندَك...