Khamis, 25 April 2024

TAKDIR, TANDA TERIMA KASIH, GANJARAN, ALAM BAQA

Allah berfirman dalam surah Ali-Imran - 3:145

وَمَا كَانَ لِنَفۡسٍ أَن تَمُوتَ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِ كِتَٰبًا مُّؤَجَّلًاۗ وَمَن يُرِدۡ ثَوَابَ ٱلدُّنۡيَا نُؤۡتِهِۦ مِنۡهَا وَمَن يُرِدۡ ثَوَابَ ٱلۡأٓخِرَةِ نُؤۡتِهِۦ مِنۡهَاۚ وَسَنَجۡزِى ٱلشَّٰكِرِينَ


Dan (tiap-tiap) makhluk yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, iaitu ketetapan (ajal) yang tertentu masanya (yang telah ditetapkan oleh Allah). Dan (dengan yang demikian) sesiapa yang menghendaki balasan dunia, kami berikan bahagiannya dari balasan dunia itu, dan sesiapa yang menghendaki balasan akhirat, kami berikan behagiannya dari balasan akhirat itu; dan Kami pula akan beri balasan pahala kepada orang-orang yang bersyukur.


Tafsir Ibn Kathir


Firman Allah Swt.:


Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. 


Ertinya, tidak ada seorang pun yang mati melainkan berdasarkan takdir Allah dan setelah ia memenuhi waktu yang telah ditetapkan oleh Allah untuknya. Karena itulah dalam ayat ini diungkapkan: 


...sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya.


Makna ayat ini sama dengan ayat lain, yaitu firman-Nya:


Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuz). (Faathir':11)


Seperti firman-Nya yang lain, ısıyı


Dialah Yang menciptakan kalian dari tanah, sesudah itu ditentukan-Nya ajal (kematian kalian) dan ada lagi suatu ajal yang ditentukan (untuk berbangkit) yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya). (Al An'am:2)


Ayat ini mengandung makna yang memberikan semangat kepada orang-orang yang pengecut dan membangkitkan keberanian mereka untuk berperang. Sesungguhnya maju dan menggeluti peperangan tidak dapat mengurangi atau menambah umur. 


Seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim, telah menceritakan kepada kami Al-Abbas ibnu Yazid Al-Abdi, bahwa ia pernah mendengar Abu Mu'awiyah meriwayatkan dari Al-A'masy, dari Habib ibnu Zabyan yang mengatakan bahwa seorang lelaki dari kalangan pasukan kaum muslim yang dikenal dengan nama Hijr ibnu Addi berkata,


 "Apakah gerangan yang menghambat kalian untuk menyeberangi Sungai Tigris ini untuk menghadapi musuh kita, padahal seseorang tidak akan mati kecuali dengan seizin Allah menurut ketetapan waktu yang telah ditentukan-Nya." 


Selanjutnya lelaki itu maju, menyeberangi Sungai Tigris dengan kudanya. Ketika ia maju, maka semua pasukan kaum muslim mengikuti jejaknya. Ketika musuh melihat mereka berani menyeberangi sungai itu, maka musuh mereka menjadi kecut dan takut, lalu mereka lari.


Firman Allah Swt.: 


Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat.


Yakni barang siapa yang amalnya hanya untuk dunia saja, niscaya dia akan mendapatkannya sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh Allah untuknya, sedangkan di akhirat nanti ia tidak mendapat bagian apa pun. Barang siapa yang berniat dengan amalnya untuk pahala akhirat, niscaya Allah akan memberinya, juga diberikan apa yang telah dibagikan oleh Allah untuknya dalam kehidupan dunia ini. Seperti yang dijelaskan oleh ayat lain, yaitu firman-Nya:


Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat. akan Kami tambah keutungan itu baginya, dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia, Kami berikan Kepadanya sebagian dari keumungan di dunia dan tidak ada baginya suatu bagian pun di akhirat. (Asy Syuura:20)


Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki dan kami tentukan baginya neraka jahannam, ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan ia mukmin maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan kebaikan. (Al-Isra 18-19)


Oleh itu maka dalam ayat berikut ini disebutkan melalui firman-Nya: 


Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.


Yakni Kami akan memberikan kepada mereka disebabkan anugerah dan rahmat Kami di dunia dan akhirat sebanding dengan rasa syukur dan amal mereka.

Isnin, 22 April 2024

SEDEKAH

 Bandingan (derma) orang-orang yang membelanjakan hartanya pada jalan Allah ialah sama seperti sebiji benih yang tumbuh menerbitkan tujuh tangkai, tiap-tiap tangkai itu pula mengandungi seratus biji. Dan (ingatlah), Allah akan melipatgandakan pahala bagi sesiapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (rahmat) kurnia-Nya, lagi Meliputi ilmu pengetahuan-Nya. (Surah al-Baqarah: 261)

Maksud ayat al-Quran surah al-Baqarah – 2:268;

ٱلشَّيۡطَٰنُ يَعِدُكُمُ ٱلۡفَقۡرَ وَيَأۡمُرُكُم بِٱلۡفَحۡشَآءِۖ وَٱللَّهُ يَعِدُكُم مَّغۡفِرَةً مِّنۡهُ وَفَضۡلًاۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

Syaitan itu menjanjikan (menakut-nakutkan) kamu dengan kemiskinan dan kepapaan (jika kamu bersedekah atau menderma), dan ia menyuruh kamu melakukan perbuatan yang keji (bersifat bakhil kedekut); sedang Allah menjanjikan kamu (dengan) keampunan daripada-Nya serta kelebihan kurnia-Nya. Dan (ingatlah), Allah Maha Luas limpah rahmat-Nya, lagi sentiasa Meliputi Pengetahuan-Nya.

Tafsir Ibn Kathir;

Rasulullah SAW. pernah bersabda:

Sesungguhnya syaitan mempunyai dorongan dalam diri anak Adam dan malaikat pun mempunyai dorongan pula (dalam dirinya). Adapun dorongan dari syaitan ialah dorongan yang menganjurkan kepada kejahatan dan mendustakan perkara yang hak. Dan adapun dorongan dari malaikat ialah dorongan yang menganjurkan kepada kebaikan dan percaya kepada perkara yang hak. 

Maka barang siapa yang merasakan dalam dirinya hal ini, hendaklah ia mengetahui Bahawalpur yang demikian itu dari Allah, hendaklah ia memuji kepada Allah, dan barang siapa yang merasakan selain dari itu, maka hendaklah ia meminta perlindungan (kepada Allah) dari godaan syaitan . Kemudian Nabi SAW. membacakan firman-Nya:

Syaitan menjanjikan (menakut-nakutkan) kalian dengan kemiskinan dan menyuruh kalian berbuat kejahatan, sedangkan Allah menjanjikan untuk kalian ampunan dari-Nya dan kurnia., hingga akhir ayat.

Makna firman-Nya:

Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kalian dengan kemiskinan.

Maksudnya, menakut-nakuti kalian dengan kemiskinan agar kalian kikir dengan harta yang ada di tangan kalian sehingga kalian tidak menginfakkannya ke jalan yang diridai oleh Allah SWT.

dan menyuruh kalian berbuat fahsya (kekejian).

Selain syaitan mencegah kalian untuk berinfak dengan mengelabui kalian akan jatuh miskin karenanya, dia pun memerintahkan kalian untuk melakukan perbuatan maksiat, dosa-dosa, serta hal-hal yang diharamkan dan hal-hal yang bertentangan dengan akhlak yang mulia.

Maksud Firman Allah Swt.:

sedangkan Allah menjanjikan untuk kalian ampunan dari-Nya.

sebagai lawan dari apa yang dianjurkan oleh syaitan kepada kalian yang mendorong kepada perbuatan-perbuatan yang keji.

dan kurnia .

sebagai lawan dari kemiskinan yang ditakut-takutkan oleh syaitan kepada kalian.

Dan Allah Mahaluas (kurnia-Nya) lagi Maha Mengetahui.


Sabtu, 23 Mac 2024

SAKSI ATAS DIRI SENDIRI

 


  1. Dalam bukunya, 59 Kaedah Al-Quran Untuk Jiwa dan Kehidupan, Dr. Umar Abdullah al-Muqbil (2012)  menghuraikan kaedah keempat.  Beliau menyatakan ayat  ini merupakan salah satu kaedah utama cara  berinteraksi dengan jiwa.  Sementara itu, ayat ini juga merupakan cara yang baik agar jiwa selalu bersih dari pengaruh dosa.   
  2. Dalam  ayat lain dengan nada yang sama, Allah telah bersumpah sebanyak sebelas kali dalam surah Asy-Syams, "Sungguh beruntung orang yang membersihkan jiwanya." (Asy-Syams: 9)
  3. Walaupun manusia berupaya mengingkari perbuatan serta ucapannya yang salah serta mengemukakan beragam alasan untuk membenarkannya maka sebenarnya dirinyalah yang paling mengetahui apa sebenarnya sedang terjadi. Tidak ada yang paling mengetahui kecuali dirinya sendiri, walaupun ia berupaya sekuat tenaga menyembunyikan dari pandangan dan pendengaran manusia.
  4. Bidang-bidang yang memungkinkan kaidah Al-Qur'an ini diterapkan, antara lain, saat berinteraksi dengan diri sendiri.  Sebagian orang ada yang memiliki hobi mencari-cari kesalahan, cela, dan aib orang lain, dan dalam waktu bersamaan ia lalai memerhatikan kesalahan dan aibnya sendirt. Imam Qatadah i berkata ketika menafsirkan ayat ini, "Ada orang yang sibuk melihat cela dan kekurangan orang lain, tapi la lalai menghitung dosa-dosanya." 
  5. Tentu, tak disangsikan lagi bahwa hal ini merupakan indikasi kehinaan dan kebodohan, seperti yang diungkapkan oleh Bakar bin Abdullah Al-Muzani, bahwa jika Anda melihat seseorang sibuk memerhatikan kekurangan dan cela orang lain, dan lupa dengan kekurangannya, maka ketahuilah ia telah tertipu dan terperdaya.
  6. Imam Asy-Syafi'i berkata, "Sebuah berita sampai kepadaku bahwa Abdul Malik bin Marwan pernah berkata kepada Hajjaj bin Yusuf, Setiap orang pasti mengetahui kekurangan dan aibnya sendiri, karena itu celalah dirimu sendiri, jangan sembunyikan sedikit pun darinya.'* 
  7. Salah seorang ulama salaf juga berkata, "Sikap jujur yang indah adalah Anda mengakui kesalahan-kesalahan diri Anda sendiri di hadapan Allah."

MENDAPAT SYAFAAT DARIPADA PUASA & AL-QURAN

Daripada Abdullah bin Amru RA, bahawa Rasulullah SAW bersabda: "Puasa dan al-Quran akan memberikan syafaat kepada hamba (orang yang berpuasa dan yang sentiasa membaca al-Quran) di hari kiamat nanti.  Puasa akan berkata: "Wahai Tuhan! Sesungguhnya aku telah menahan hamba-Mu ini daripada makan, minum dan perkara syahwat pada waktu siang, maka terimalah syafaatku kepadanya."Manakala al-Quran pula akan berkata: "Wahai Tuhan Sesungguhnya aku telah menahan hamba-Mu ini daripada tidur di malam hari, maka terimalah syafaatku kepadanya." Baginda bersabda: "Maka Allah pun menerima kedua-dua syafaat tersebut."

(Riwayat Ahmad, Musnad al-Mukaththirin Mina ash-Shohabah,  'Abdullah bin 'Amru bin al-'Ash RA, no. 6337, berkata Ahmad Syakir: Isnadnya Sahih, dinaqalkan Ibn Kathir dalam Fadhail al-Quran (m/s: 93) berkenaan status ini dalam Jam'u al-Zawaid (3/181), no. 18543, dengan mengatakan: "Diriwayatkan Ahmad, at-Tabrani dalam al-Kabir, perawi at-Tabrani adalah sahih, diriwayatkan al-Hakim dalam al-Mustadrak (1/554), no. 2080, daripada jalan Ibn Wahab daripada Yahya bin 'Abdullah dengan sanad ini, dengan katanya: Sahih mengikut syarat Muslim dan tidak dikeluarkan oleh as-Syaikhain dan dipersetujui oleh az-Zahabi)

RAMADAN BULAN KETAATAN

Daripada Abu Hurairah RA, beliau

berkata, Rasulullah bersabda:


"Apabila tiba malam pertama bulan Ramadan, syaitan-syaitan dan jin-jin yang jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satupun pintunya yang terbuka. Pintu-pintu syurga dibuka, tidak ada satupun pintunya yang tertutup. Lalu seorang penyeru menyeru:


"Wahai yang mengharapkan kebaikan, bersegeralah (kepada ketaatan). Wahai yang mengharapkan keburukan, berhentilah (daripada melakukan keburukan). Allah SWT akan membebaskan hamba-hamba-Nya daripada api neraka dan perkara tersebut berlaku pada setiap malam (di bulan Ramadan)."


(Riwayat Ibnu Majah, Kitab ash-Shiyam, Bab Ma Jaá Fi Fadhli Syahru Ramadhana, no. 1642, berkata al-Arnaut: Hadith sahih dan sanadnya hasan)

Ahad, 17 Disember 2023

TIDAK MELUPAKAN KEBAIKAN


KAEDAH KETIGA:

  1. Menekankan muamalah dalam kehidupan.  Interaksi dengan orang lain.  Kita diajar tidak melupakan kebaikan orang.
  2. Keseluruhan ayat itu menerangkan perihal suami isteri yang bercerai. Kebiasaannya, suami isteri bercerai seakan tidak ada kebaikan antara mereka.
  3. Ayat ini juga berkaitan tentang hukum talak.  Jika lelaki mentalak isterinya sebelum menyentuhnya,  
  4. Jangan lupakan kebaikan mereka selama ini.  Hendaklah memaafkan bila melihat kebaikan pasangan. Jika sesudah bercerai, jangan membuka aib pasangan.
  5. Setiap perjalanan rumah tangga tentu ada sudut kebaikannnya.
  6. Kaedah mengingati kebaikan masa lalu ini boleh diterapkan dalam kehidupan . Nabi Musa diingatkan kebaikan saudara perempuan Musa semasa dialirkan ke dalam sungai.
  7. Nabi diusir ke Taif untuk berdakwah. Bila balik ke Mekah perlu ada jaminan. Tiba di Mekah, Mutaim bin Adi seorang musyrik arahkan anaknya menjamin Nabi. Dengan itu Quraish lain tidak berani mengganggu Nabi. Mutaim meninggal dalam musyrik.
  8. Bertahun kemudian, dalam perang Badar ada tawanan perang. Sabda Nabi jika ada Mutaim dan  minta tawanan dibebaskan pasti Nabi akan bebaskannya.  Nabi ingat kebaikan Mutaim semasa di Mekah.
  9. Rasulullah berbuat baik dengan dengan beri daging kepada sahabat Khadijah walaupun ia telah meninggal dunia.
  10. Mendoakan  kepada orang lain juga merupakan kebaikan.
  11. Orang yang buat kebaikan doakan, Jazakallahu khairan. Ertinya, Semoga Allah membalas dengan  kebaikan. Maksud hadis, ucapan itu; Sungguh ia telah sampaikan pujian yang baik.. Jawablah, wajaza kallahu khairan.
  12. Doa Rasullullah, Allahumma fakihu fiddin. Semoga Allah berikan fakih dalam agama. Rasulullah mendoakan Ibn Abbas apabila tahu ia menyediakan air bersih  untuk Rasulullah wuduk. 
  13. Antara orang yang perlu kita balas kebaikannya ialah;
    • Rasulullah,  yang banyak kebaikannya kepada umat. Petunjuk Nabi perlu dibalas dengan selawat ke atas Nabi. Berdoa kepada Allah angkat darjatnya, tinggikan namanya. 
    • Para sahabat dan mereka yang mengikutinya. Mereka sentiasa berjuang dalam dakwah Islam. Catat hadis Nabi, angkat sunnah Nabi. Antaranya, Abu Bakar, Umar, Usman, Ali dan para sahabat utama yang lain yang berjuang untuk Islam zaman awal Islam. 
    • Ibu bapa. Berbakti kepada keduanya. Sering berhubung kepadanya. Dosa besar jika derhaka kepada mereka. 
    • Suami isteri. Rasulullah kata besarnya hak suami hingga minta isteri sujud kepada suami. Kebaikan isteri juga diambil kira.
    • Guru.  Yang mengajarkan kita solat dan ilmu agama hingga kukuh amal ibadat kita. 


Rumusan: Perlu berbuat baik kepada mereka yang telah berbuat baik kepada kita.


Rujukan


Umar Bin Abdullah Al-Muqbil (2015) "50 Kaidah Al-Quran Untuk Jiwa dan Kehidupan", Jakarta: Pustaka Al-Kautsar

Ahad, 10 Disember 2023

BENCI TAPI BAIK, SUKA TAPI BURUK BAGI KAMU


KAEDAH KEDUA

 "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui dan kamu tidak mengetahui." (Al-Baqarah: 216)
  1. Ayat  ini merupakan salah satu kaedah Al-Qur'an yang berpengaruh mendalam dalam kehidupan.   
  2. Bagi yang memahami dan mencermati kandungan ayat ini, menjadikannya sebagai bimbingan dan petunjuk. 
  3. Kaedah ini juga berkaitan  iman kepada takdir.
  4. Pada awal ayat itu berbicara tentang konteks kewajiban perang di jalan Allah.
  5. Kaedah  ini disebutkan dalam bentuk umum, lalu firman Allah  dalam surat An-Nisaa' ayat 19 menafsirkannya tentang  suami yang menceraikan isterinya. 
  6. Allah berfirman "Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka maka bersabarlah kerana mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." (An-Nisaa: 19)
  7. Maksud "Padanya kebaikan yang banyak" merupakan tafsir dan penjelasan dari lafaz kebaikan yang disebutkan sebelumnya dalam surah Al-Baqarah ayat 216 iaitu ayat pertama yang telah disebutkan di bahagian depan pembahasan ini. 
  8. Kadang-kadang  manusia perlu menjalani ketentuan atau ketetapan yang  pada pandangan mata terlihat pedih dan menyakitkan, jiwanya ikut membenci, mengaduh, sedih dan kacau. 
  9. Yang dialaminya merupakan takdir buruk dari Allah kepada dirinya dan kehidupannya. 
  10. Namun tanpa diketahuinya, takdir mungkin  dikemudian hari menjadi kebaikan yang banyak bahkan berlipat kali ganda.
  11. Semua  itu terjadi secara alamiah tanpa disedari dan diketahui.

Sumber:

Umar Bin Abdullah Al-Muqbil (2015) "50 Kaidah Al-Quran Untuk Jiwa dan Kehidupan", Jakarta: Pustaka Al-Kautsar

TAKDIR, TANDA TERIMA KASIH, GANJARAN, ALAM BAQA

Allah berfirman dalam surah Ali-Imran - 3:145 وَمَا كَانَ لِنَفۡسٍ أَن تَمُوتَ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِ كِتَٰبًا مُّؤَجَّلًاۗ وَمَ...