Membaca Al-Qur’an bukan sekadar aktiviti lisan—ia adalah ibadah agung yang menjadi sumber ketenangan, ilmu, dan petunjuk hidup. Oleh itu, para ulama menaruh perhatian besar pada adab membaca Al-Qur’an, di antaranya Imam An-Nawawi dalam kitabnya At-Tibyan fi Adab Hamalatil Qur’an.
Berikut rangkuman adab-adab membaca Al-Qur’an menurut Imam An-Nawawi, dilengkapi dalil dari Al-Qur’an dan hadis sahih.
1. Membaca dengan Niat Ikhlas
Segala ibadah harus dimulai dengan niat yang benar, termasuk membaca Al-Qur’an. Imam An-Nawawi menekankan bahawa pembaca Qur’an harus menjauhi riya’, menunjuk suara, atau mengejar sanjungan.
Dalil:
- “Padahal mereka tidak diperintah kecuali agar beribadah kepada Allah dengan ikhlas…” (QS. Al-Bayyinah: 5)
- “Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat.” (HR. Bukhari & Muslim)
2. Berwudu' dan Menjaga Kesucian
Membaca Al-Qur’an sangat dianjurkan dalam keadaan suci, baik dari hadas kecil atau besar. Mushaf sebagai kalamullah juga harus dihormati.
Dalil:
- “Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.” (QS. Al-Waqi‘ah: 79)
- Nabi ﷺ menjaga kebersihan sebelum menyebut nama Allah. (HR. Abu Dawud)
3. Membaca dengan Tartil
Tartil ertinya membaca dengan perlahan, jelas, dan sesuai kaedah tajwid. Imam An-Nawawi menyebut tartil lebih utama daripada membaca cepat.
Dalil:
- “…bacalah Al-Qur’an dengan tartil.” (QS. Al-Muzzammil: 4)
4. Tadabbur: Merenungkan Makna Ayat
Tujuan utama membaca Al-Qur’an adalah memahami ayat Allah. Oleh itu tadabbur adalah bahagian penting dari adab membaca.
Dalil:
- “Maka apakah mereka tidak mentadabburi Al-Qur’an?” (QS. Muhammad: 24)
- “…agar mereka mentadabburi ayat-ayatnya…” (QS. Sad: 29)
5. Memperindah Suara tanpa Berlebih-lebihan
Memperindah suara adalah bentuk penghormatan terhadap Al-Qur’an, namun tidak boleh dibuat-buat atau berlebihan.
Dalil:
- “Perindahlah Al-Qur’an dengan suara kalian.” (HR. Abu Dawud)
- Allah menyukai bacaan seorang nabi yang memperindah Al-Qur’an. (HR. Bukhari & Muslim)
6. Menangis atau Berusaha Menangis
Orang beriman tersentuh ketika membaca Al-Qur’an. Jika tidak mampu menangis, Imam An-Nawawi menyarankan menghadirkan perasaan khusyuk hingga hati lembut.
Dalil:
- “Mereka menangis dan bertambah khusyuk…” (QS. Al-Isra’: 109)
- “Bacalah Al-Qur’an dan menangislah; jika tidak boleh, maka usahakanlah menangis.” (HR. Ibn Majah)
7. Mengagungkan dan Menghormati Mushaf
Mengatur kedudukan mushaf, menjaga kebersihan tangan, dan tidak meletakkannya di tempat rendah termasuk adab penting yang ditekankan Imam An-Nawawi.
Dalil:
- “Barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka itu dari ketakwaan hati.” (QS. Al-Hajj: 32)
8. Membaca di Tempat yang Tenang
Ketika membaca, suasana tenang penting untuk menjaga fokus dan adab. Jika mendengar ayat dibacakan orang lain, disunnahkan untuk diam mendengarkan.
Dalil:
- “Jika dibacakan Al-Qur’an, maka diamlah dan dengarkanlah…” (QS. Al-A’raf: 204)
9. Membuat Wirid (Jadual Bacaan) yang berterusan
Imam An-Nawawi menganjurkan agar seorang muslim memiliki wirid atau pembagian bacaan harian. Tidak harus banyak, tetapi terus-menerus.
Dalil:
- “Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang terus-menerus meski sedikit.” (HR. Bukhari & Muslim)
10. Tidak Memotong Bacaan Tanpa Keperluan
Berhenti membaca tanpa alasan dapat mengganggu kesempurnaan ibadah. Oleh itu, Imam An-Nawawi menekankan agar membaca dengan tenang, tanpa banyak gangguan.
Dalil:
- Prinsip penyempurnaan amal: “Allah mencintai jika salah seorang dari kalian melakukan suatu pekerjaan, ia menyempurnakannya.” (HR. Baihaqi)
11. Mengucapkan Ta’awuz dan Basmalah
Memulai bacaan dengan ta’awudz adalah perintah langsung dalam Al-Qur’an. Basmalah juga menjadi adab umum ketika memulai surah.
Dalil:
- “Jika kamu membaca Al-Qur’an, mintalah perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)
12. Adab Guru dan Murid Al-Qur’an
Imam An-Nawawi memberi ruang khusus untuk adab dalam belajar dan mengajar Qur’an: guru harus lembut dan penuh kasih, murid harus rendah hati dan menghormati gurunya.
Dalil:
- “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
- Larangan sombong: “Tidak akan masuk surga orang yang ada kesombongan sebiji zarah dalam hatinya.” (HR. Muslim)
Penutup
Membaca Al-Qur’an adalah ibadah yang membentuk hati, akhlak, dan kehidupan seorang muslim. Dengan mengikuti adab-adab yang diajarkan Imam An-Nawawi, seorang pembaca Qur’an tidak hanya mendapatkan pahala huruf demi huruf, tetapi juga merasakan kedekatan spiritual dengan kalam Allah.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan